Kamis, 05 Jun , 2025
Headline
    Artikel
    Cernak
  • Bukuku
  • Cerpen
    • Oleh: Diani Ramadhaniesta Eli segera menemui daidai, ketika majikannya itu memanggilnya. Ia lalu duduk d [...]

    • Duta Lingkungan

  • Puisi
    • Di pelantara senja lelaki tua mengibaskan sajaknya Duduk bersila diantara semak pandan telaga tenang Den [...]

    • Ritme Hidupku

Dangdut VS Gas Alami

Untuk menyegarkan pikiran kita sedikit berhumor ya para bloger sekalian. Yuk simak kisah satu ini :D 


            Menjadi seorang kungyan, sering sekali merasakan borring dan kesepian. Maka untuk menghindari agar dunia kungyan menjadi  lebih berwarna mereka sering nutup telinga dengan headset untuk mendengarkan musik ala pop atau pun dangdut. Salah Satuya  tetangga saya sebut saja Tini, begitu majikan pergi ke kantor, dia cepat-cepat ambil ponsel dan siap bekerja dengan berjoget ria. Gak peduli anak di rumah, “Kan masih tidur,” katanya.

            Lagu dangdut kesukaannya yang berjudul Iwak Peyek menjadi menu andalan untuk mengusir rasa ngantuk ketika dia sedang kerja. Volume suara diputer sekeras mungkin,  sehingga sering juga telepon dari majikan tidak diangkat karena dia sering tidak  mendengar.  Jadi, dangdut yang membahana di telinganya mampu mengalahkan suara petir sekalipun. Hehehehe

            Ketika Tini ingin mengelap sepatu, headet setia menemaninya dengan musik  dangdut kesukaannya. Saat itu anak majikan sedang tertidur pulas. Ketika sedang bersenandung dengan rentak dangdutnya, tiba-tiba ada gas yang ingin menyembul dari perutnya. Namun, dibiarkan gas belerang itu mendarat dengan suara khas yang cukup keras. PREETTT….(hihihihi tanpa dosa banget J )

            Saat gas alami itu terlepas, tanpa disadarinya ada tangan yang menjulur di pundaknya, sepontan Tini terjungkal karena dia tersadar mungkin anaknya berada di belakang saat dia mendaratkan gas alaminya.

            “Muisi, daosin ngo kong dongmai lei, tanhai lei em deng,” anaknya berlalu sambil menahan tawa.

            Tini hanya melongo dan mulutnya membentuk bulatan lebar. Diraihnya  headset yang masih mendendangkan dangdut Iwak Peyek dan diingatnya gas alami barusan. Tini memang tidak mendengar suara gas, namun Tini merasakan gas itu cukup kuat bunyinya. Kalau saja tidak ada headset yang memnyumbat telingahnya, maka saat akan membuang gas Tini akan menahannya karena suara langkah anaknya itu cukup keras. Namun, suara langkah kaki anaknya tidak terdengar karena suara dangdut, mengalahkan suara apapun.(Diani Ramadhaniesta)





G+

Recent Articles

0 komentar for "Dangdut VS Gas Alami"

Leave a reply

    KULINER
  • Wisata