Headline

Mencicipi Dubai Ala Batam

Oleh Diani Rahmadhaniesta


Peta Palm Island di Coastarina (saya mengambil foto ini di google)

PERNAH bermimpi mengunjungi pemukiman ternama Palm Island yang ada di Dubai, Uni Emirat Arab? Ternyata tidak perlu jauh-jauh ke Dubai dengan biaya mahal. Indonesia, tepatnya Pulau Batam, Riau, ternyata punya tiruannya. Adalah Coastarina juga menyajikan pemandangan indah pulau-pulau buatan layaknya The World in Dubai. Biarpun pulau-pulau buatan ini belum sepenuhnya rampung, namun pemandangan dan berbagai atraksi permainan di sana terasa lumayan asyik. Cukuplah membuat saya dan suami yang penganten baru ini merasa adem, ayem, tentrem.
            Hari Minggu sekitar pukul 3 sore, saya dan suami berboncengan naik motor menuju taman wisata ini. Kalau dihitung-hitung dari Bandara Hang Nadim di Batu Besar, Batam, perjalanan menuju Taman Coastarina ini dapat ditempuh 15 menit saja dengan motor atau mobil. Jalanan di Pulau Batam yang lurus beraspal mulus dan jarang macet, lumayan mendukung suasana hati menghabiskan libur hari itu. Terkadang di pinggir jalan nampak anak-anak punk bergerombol nongkrong. Namun jangan khawatir, mereka tak akan mengganggu jika Anda pun tak mengusik mereka.
            Pertama kali tiba di Coastarina, saya terkagum-kagum melihat tulisan nama taman ini yang dibuat besar berderet-deret di pintu masuk. Terasa unik. Kami segera membayar tiket masuk Rp 10.000 per orang dan mulai menikmati suasana taman yang asri. Aneka tumbuhan hijau tertata ditambah pohon-pohon pinus menjulang tinggi. Sementara di belakangnya nampak pemandangan pantai pasir putih berpadu sosok kapal-kapal yang berseliweran di Selat Riau yang memisahkan Pulau Batam dengan Pulau Bintan.

 Tulisan Coastarina dan pas saya ke sini ada sebuah panggung hiburan yang menghalanginya

Keasrian taman di Coastarina
             
Tempat untuk menikmati suasana tepi laut dan lebih nikmat sembari menikmati hidangan pada malam hari 


 Kapal-kapal yang berseliweran di Selat Riau

Tentu saja, saya tak puas hanya duduk-duduk. Saatnya mencoba berbagai permainan. Pertama-tama, Giant Wheel alias kincir raksasa. Kita harus membayar tiket lagi Rp.15.000 untuk menikmati satu kali putaran kincir raksasa yang didatangkan dari Shanghai, China ini. Tapi semuanya itu terasa terbayar saat kincir bergerak naik. Pemandangan laut berhias pantai pasir putih indah terhampar di bawah. Juga, perumahan elit Coastarina yang rapi jali tampak berpadu dengan pemandangan laut. Perlahan terdengar musik pelan sehingga saya merasa begitu santai dan tenang. Sampai-sampai sedikit ngantuk jadinya. Lebih asyik lagi kalau kita naik kincir raksasa ini pada malam hari, karena pemandangan lamput kelap-kelip akan semakin memanjakan mata.

 Giant Wheel atau kincir angin raksasa

Parkiran Jet Sky yang disewakan



 Sudut bermain anak-anak


 Aku dan suami sedang berfoto bersama boneka kartun yang lucu

            Lepas bersantai, giliran menguji nyali. Saya pun mencoba permainan Sky Runners. Kita akan dibantu memakai sepasang kaki buatan dari alumunium lengkap dengan pegas beralaskaki karet, sehingga saat berjalan rasanya seperti burung unta yang melompat kian kemari. Jika sudah mahir menggunakannya, boleh saja nekat melakukan berbagai atraksi semacam salto ke udara. Konon, permainan ini sedang ngetop di Afrika Selatan, Eropa, Amerika dan Kanada.
            Selain Sky Runners dan Giant Wheels, Coastarina juga punya berbagai permainan lainnya. Semacam permainan air di kolam renang ala Water Boom di Ancol, Jakarta, naik banana boat alias ban karet berbentuk pisang raksasa yang ditarik perahu bermotor, dan juga berbagai permainan laut semacam menyelam, kapal dayung, atau berenang menikmati keindahan pantai pasir putih.

 Tempat ngopi yang asyik

            Saya dan suami sengaja tak membawa bekal makanan hari itu. Andi, seorang teman yang menemani kami ke Coastarina, telah berbagi informasi bahwa taman ini menjual aneka makanan khas Indonesia maupun luar negeri dengan harga terjangkau. Lelah menguji berbagai permainan, saya dan suami segera mengunjungi Kampoeng Indonesia dan Kampoeng Seni di Taman Coastarina itu. Sekedar untuk mengisi perut sembari cari oleh-oleh. Rasa kangen dengan Hong Kong rasanya sedikit terobati saat mencoba berbagai kuliner China semacam bebek Peking atau jajanan chan chun nai cha alias bubble tea yang dulu sering saya nikmati. Duh, tak rugi rasanya menjenguk Dubai ala Batam ini.*

 Tulisan ini telah dimuat di Koran Suara Hong Kong dan terbit tanggal 24 Oktober kemarin. Dan tulisan ini  telah diedit sebelumnya, maklum baru pertama kali ini menulis feature perjalanan.


 

G+

Recent Articles

0 komentar for "Mencicipi Dubai Ala Batam"

Leave a reply