Nela adalah gadis kecil yang sangat
pintar dan cantik. Orang tuanya yang kaya sangat memanjakannya, sehingga Nela
tumbuh menjadi anak yang sombong. Padahal, orang tua Nela tidak pernah
mengajarkan sikap seperti ini padanya. Nela juga anak yang sangat pelit sekali.
Dia tidak pernah mau berbagi makanan atau apaun kepada teman- temannya.
Sehingga walau Nela cantik dan pintar, dia dijauhi teman-temannya. Hal ini
membuat Nela sedih dan sakit hati. Sehingga dia malas untuk pergi ke sekolah
dan hanya tidur di dalam kamarnya.
Pagi yang cerah setelah hujan malam
tadi menyirami rumah Nela. Nela terbangun dari tidurnya. Nela mengucek-ngucek
mata dan memandangi seluruh ruangan kamarnya. Semunya terlihat seperti raksasa.
Nela mengucek kembali matanya dan membuka lebar-lebar. Tatapannya beralih di
buku Matematikanya, dan bukunya pun terlihat amat besar. Nela memperhatikan
tubuhnya yang berada di atas kasur tadi malam. Kini kasurnya sebesar lapangan
bola dan dia seperti duduk di tengah-tengah lapangan bola. Semua yang ada di
kamarnya terlihat begitu besar. Nela menangis memanggil ibunya.
“Ibu! Ibu…” teriakannya tidak juga
didengar ibunya. Nela menangis. Dia berjalan dari kasurnya untuk turun kebawah.
Nela melihat kebawah begitu tinggi sekali. Dia seperti berada di sebuah gedung
yang amat tinggi. Nela memejamkan matanya. Dia berusaha ingin turun dari
ranjang, namun dia takut terjatuh. Dari
sudut kamarnya Nela mendengar suara berisik seperti suara kawanan tikus. Suara
itu tidak seperti biasanya, namun terdengar menggelegar. Dari sudut kamarnya
itu pula ada lubang seperti gua, padahal sebelumnya Nela tidak mengetahui jika
kamarnya ada lubang seperti itu. Dari lubang itu ada tiga tikus yang berlari ke
arah kasurnya dan terus merambat ke kasurnya. Nela panik.
“Ayo, tangkap Nela. Kejar dia!”
suara tikus itu bisa ia mengerti. Nela heran mengapa ia bisa mengerti bahasa
tikus
“Jangan sentuh aku! Aku jijik dengan
kalian,” Nela berusaha melarikan diri, namun sayang, Nela akhirnya tertangkap
juga dan segera di bawah ke dalam lubang yang baru saja dilihatnya.
“Tolong! Lepaskan aku. Manis!
Manis!” Nela memanggil kucing kesayangnnya yang bernama Manis. Sayank, kucing
itu tidak mendengarnya.
“Tuan Putri, sebentar lagi Tuan
Putri akan menghadap ibu baru Tuan Putri,” celetuk tikus kurus.
“Ibu baru siapa?” Tanya Nela dengan
ketus.
“Ibu baru Tuan Putri adalah Ratu
Tikus di kerajaan tikus kami,” sela si tikus gendut.
“Menjijikan sekali. Tidak mungkin.
Ibuku cantik. Ibuku bukan tikus. Lepaskan aku! Lepaskan,” teriakan Nela menjuru
kesegala dinding pengap ruangan gelap yang kotor. Semua tikus-tikus yang
melihat kehadiran Nela langsung berlari menghampiri Nela dan ini membuat Nela
ketakutan bukan main.
“TOLOOOOONG, jangan bunuh aku!” teriak
Nela. Dari kejauan Nela melihat seekor tikus ukuran kucing kesayanganya
mendekatinya. Nela menangis sejadi-jadinya.
“Anakku, bangunlah. Aku ibu barumu,”
tangan tikus itu membelai rambut Nela, “Kau begitu cantik Nela. Syukur aku bisa
menyihirmu menjadi seukuran kurcaci,” sapa Ratu Tikus.
“Tidak, kamu bukan ibuku. Aku benci
kamu. Aku jijik.”
Tikus besar itu kembali pergi dan
menyuruh beberapa tikus untuk menyiapkan sarapan untuk Nela. Tikus kurus segera
menyodorkan sekerat tempe dan daging ayam basi.
“Silahkan dimakan Tuan Putri Nela!”
Nela melihat makanan itu. Nela segera ingat makaan itu adalah makanan yang
dimasak ibunya 4 hari yang lalu. Pasti tikus-tikus ini yang suka mencuri
makanan di dapurnya.
“Aku tidak mungkin bisa makan
makanana basi itu.”
Seminggu sudah Nela berada bersama
keluarga tikus. Tubuhnya kini sangat kurus. Tikus yang berukuran kurus terus
memperhatikannya. Dia teramat kasihan melihat Nela. Lalu dia mendekati Nela.
“Nela, ada yang ingin aku katakana
kepadamu. Ini rahasia untuk mengembalikan
ke wujud aslimu. Tapi kamu janji jangan bilang dengan Ratu Tikus jika aku
memberi tahukan ini kepadamu,” tikus itu berbisik ke telinga Nela.
Nela mengangguk, “Apa itu? Tolong
beritahu aku! Jika aku beruba ke wujud asliku, maka aku akan menghadiahimu
makanan yang lezat,” Tanya Nela dengan antusias.
“Sihir Ratu Tikus hanya untuk
anak-anak yang sombong dan angkuh sepertimu. Sihir itu akan hilang jika kamu berniat
dengan sunguh-sungguh untuk merubah sikapmu menjadi anak yang baik dan tidak
sombong lagi. Kamu niatkan dari sekarang. Dan nanti akan aku antarkan kamu
jalan sampai pintu terowongan yang menghubungkan rumahmu. Jika kamu sudah
mempunyai niat berubah menjadi anak yang baik dan kamu tidak dikeluarkan dari sini, maka istana
tikus ini akan runtuh dan lenyap. Dari sekarang niatkanalah untuk mengubah
sikapmu! Dan jika sampai di pintu terowongan, berhati-hatilah dengan kucing
kesayanganmu. Dia pasti akan menerkammu. Karena dia mengira kamu adalah seekor
tikus. Kamu mengerti?” Tanya tikus kurus memastikan.
Nela mengangguk. Dia memeluk tikus
kurus itu dan mengucapkan terimakasih. Kini dia baru tersadar yang menyebabkan
dia terjebak ke istana tikus ini karena sikap sombongnyalah. Nela memejamkan
mata dan dia niatkan untuk berubah menjadi anak yang baik. Seketika itu pula
istana tikus bergetar-getar. Menydarai hal ini maka ratu tikus menyuruh tiga
tikus untuk mengantarkan Nela ke pintu terowongan. Saat Nela telah sampai ke
pintu terowongan, sedikit demi sedikit tubuh Nela berubah menjadi kebentuk
semula, namun saat tubuhnya berubah itu Si Manis, kucing kesayangannya
mengejarnya dan Nela berlari sekencang mungkin. Melihat itu, tikus kurus segera
keluar untuk mengalihkan perhatian Si Manis. Dan akhirnya tikus kurus diterkam
Manis dan dia mati untuk Nela. Seketika itu juga tubuh Nela berubah ke bentuk
semula.
“Sahabatku, maafkankan aku!” Nela
menitikan air mata untuk pertama kalinya untuk seorang teman Si Tikus Kurus.
Oleh: Diani Ramadhaniesta