Senin, 05 Mei , 2025
Headline
    Artikel
    Cernak
  • Bukuku
  • Cerpen
    • Oleh: Diani Ramadhaniesta Eli segera menemui daidai, ketika majikannya itu memanggilnya. Ia lalu duduk d [...]

    • Duta Lingkungan

  • Puisi
    • Di pelantara senja lelaki tua mengibaskan sajaknya Duduk bersila diantara semak pandan telaga tenang Den [...]

    • Ritme Hidupku

Nela Si Putri Tikus

Nela adalah gadis kecil yang sangat pintar dan cantik. Orang tuanya yang kaya sangat memanjakannya, sehingga Nela tumbuh menjadi anak yang sombong. Padahal, orang tua Nela tidak pernah mengajarkan sikap seperti ini padanya. Nela juga anak yang sangat pelit sekali. Dia tidak pernah mau berbagi makanan atau apaun kepada teman- temannya. Sehingga walau Nela cantik dan pintar, dia dijauhi teman-temannya. Hal ini membuat Nela sedih dan sakit hati. Sehingga dia malas untuk pergi ke sekolah dan hanya tidur di dalam kamarnya.


Pagi yang cerah setelah hujan malam tadi menyirami rumah Nela. Nela terbangun dari tidurnya. Nela mengucek-ngucek mata dan memandangi seluruh ruangan kamarnya. Semunya terlihat seperti raksasa. Nela mengucek kembali matanya dan membuka lebar-lebar. Tatapannya beralih di buku Matematikanya, dan bukunya pun terlihat amat besar. Nela memperhatikan tubuhnya yang berada di atas kasur tadi malam. Kini kasurnya sebesar lapangan bola dan dia seperti duduk di tengah-tengah lapangan bola. Semua yang ada di kamarnya terlihat begitu besar. Nela menangis memanggil ibunya.


            “Ibu! Ibu…” teriakannya tidak juga didengar ibunya. Nela menangis. Dia berjalan dari kasurnya untuk turun kebawah. Nela melihat kebawah begitu tinggi sekali. Dia seperti berada di sebuah gedung yang amat tinggi. Nela memejamkan matanya. Dia berusaha ingin turun dari ranjang, namun dia takut  terjatuh. Dari sudut kamarnya Nela mendengar suara berisik seperti suara kawanan tikus. Suara itu tidak seperti biasanya, namun terdengar menggelegar. Dari sudut kamarnya itu pula ada lubang seperti gua, padahal sebelumnya Nela tidak mengetahui jika kamarnya ada lubang seperti itu. Dari lubang itu ada tiga tikus yang berlari ke arah kasurnya dan terus merambat ke kasurnya. Nela panik.


            “Ayo, tangkap Nela. Kejar dia!” suara tikus itu bisa ia mengerti. Nela heran mengapa ia bisa mengerti bahasa tikus


            “Jangan sentuh aku! Aku jijik dengan kalian,” Nela berusaha melarikan diri, namun sayang, Nela akhirnya tertangkap juga dan segera di bawah ke dalam lubang yang baru saja dilihatnya.


            “Tolong! Lepaskan aku. Manis! Manis!” Nela memanggil kucing kesayangnnya yang bernama Manis. Sayank, kucing itu tidak mendengarnya.


            “Tuan Putri, sebentar lagi Tuan Putri akan menghadap ibu baru Tuan Putri,” celetuk tikus kurus.


            “Ibu baru siapa?” Tanya Nela dengan ketus.


            “Ibu baru Tuan Putri adalah Ratu Tikus di kerajaan tikus kami,” sela si tikus gendut.


            “Menjijikan sekali. Tidak mungkin. Ibuku cantik. Ibuku bukan tikus. Lepaskan aku! Lepaskan,” teriakan Nela menjuru kesegala dinding pengap ruangan gelap yang kotor. Semua tikus-tikus yang melihat kehadiran Nela langsung berlari menghampiri Nela dan ini membuat Nela ketakutan bukan main.


            “TOLOOOOONG, jangan bunuh aku!” teriak Nela. Dari kejauan Nela melihat seekor tikus ukuran kucing kesayanganya mendekatinya. Nela menangis sejadi-jadinya.


            “Anakku, bangunlah. Aku ibu barumu,” tangan tikus itu membelai rambut Nela, “Kau begitu cantik Nela. Syukur aku bisa menyihirmu menjadi seukuran kurcaci,” sapa Ratu Tikus.


            “Tidak, kamu bukan ibuku. Aku benci kamu. Aku jijik.”


            Tikus besar itu kembali pergi dan menyuruh beberapa tikus untuk menyiapkan sarapan untuk Nela. Tikus kurus segera menyodorkan sekerat tempe dan daging ayam basi.


            “Silahkan dimakan Tuan Putri Nela!” Nela melihat makanan itu. Nela segera ingat makaan itu adalah makanan yang dimasak ibunya 4 hari yang lalu. Pasti tikus-tikus ini yang suka mencuri makanan di dapurnya.


            “Aku tidak mungkin bisa makan makanana basi itu.”


                                                                                        ***


            Seminggu sudah Nela berada bersama keluarga tikus. Tubuhnya kini sangat kurus. Tikus yang berukuran kurus terus memperhatikannya. Dia teramat kasihan melihat Nela. Lalu dia mendekati Nela.


            “Nela, ada yang ingin aku katakana kepadamu. Ini rahasia  untuk mengembalikan ke wujud aslimu. Tapi kamu janji jangan bilang dengan Ratu Tikus jika aku memberi tahukan ini kepadamu,” tikus itu berbisik ke telinga Nela.


            Nela mengangguk, “Apa itu? Tolong beritahu aku! Jika aku beruba ke wujud asliku, maka aku akan menghadiahimu makanan yang lezat,” Tanya Nela dengan antusias.


            “Sihir Ratu Tikus hanya untuk anak-anak yang sombong dan angkuh sepertimu. Sihir itu akan hilang jika kamu berniat dengan sunguh-sungguh untuk merubah sikapmu menjadi anak yang baik dan tidak sombong lagi. Kamu niatkan dari sekarang. Dan nanti akan aku antarkan kamu jalan sampai pintu terowongan yang menghubungkan rumahmu. Jika kamu sudah mempunyai niat berubah menjadi anak yang baik dan  kamu tidak dikeluarkan dari sini, maka istana tikus ini akan runtuh dan lenyap. Dari sekarang niatkanalah untuk mengubah sikapmu! Dan jika sampai di pintu terowongan, berhati-hatilah dengan kucing kesayanganmu. Dia pasti akan menerkammu. Karena dia mengira kamu adalah seekor tikus. Kamu mengerti?” Tanya tikus kurus memastikan.


            Nela mengangguk. Dia memeluk tikus kurus itu dan mengucapkan terimakasih. Kini dia baru tersadar yang menyebabkan dia terjebak ke istana tikus ini karena sikap sombongnyalah. Nela memejamkan mata dan dia niatkan untuk berubah menjadi anak yang baik. Seketika itu pula istana tikus bergetar-getar. Menydarai hal ini maka ratu tikus menyuruh tiga tikus untuk mengantarkan Nela ke pintu terowongan. Saat Nela telah sampai ke pintu terowongan, sedikit demi sedikit tubuh Nela berubah menjadi kebentuk semula, namun saat tubuhnya berubah itu Si Manis, kucing kesayangannya mengejarnya dan Nela berlari sekencang mungkin. Melihat itu, tikus kurus segera keluar untuk mengalihkan perhatian Si Manis. Dan akhirnya tikus kurus diterkam Manis dan dia mati untuk Nela. Seketika itu juga tubuh Nela berubah ke bentuk semula.


            “Sahabatku, maafkankan aku!” Nela menitikan air mata untuk pertama kalinya untuk seorang teman Si Tikus Kurus.

Oleh: Diani Ramadhaniesta

G+

Recent Articles

0 komentar for "Nela Si Putri Tikus"

Leave a reply

    KULINER
  • Wisata